Banyak mitos cabut gigi yang beredar di masyarakat. Dulunya ada maksud dan tujuan dari adanya istilah tersebut. Baik untuk menaku-nakuti, aturan kesopanan, dan sebagainya. Walaupun sejatinya, gigi sendiri merupakan bagian terpenting dari mulut yang bertugas untuk melumatkan makanan.
Mitos Cabut Gigi yang Beredar di Masyarakat
Kebersihan mulut dan gigi sangat penting untuk dijaga. Namun masih banyak mitos mengiringinya yang sering disalah artikan. Tentunya tersebut dapat memberi dampak negatif bagi beberapa orang. Hal ini perlu diketahui dan dimengerti untuk menghindari kesalahfahaman. Berikut ulasannya:
- Cabut Gigi saat Hamil Berbahaya
Hamil adalah momen penting bagi wanita. Untuk itu akan berusaha keras menjaga dengan baik bayi yang dikandungnya. Jika tiba-tiba sakit gigi tentu sagat mengganggu karena sakit tidak tertahan. Pertanyaan paling sering muncul yakni cabut gigi saat hamil berbahaya kah?
Menurut penuturan dokter spesialis mencabut gigi ibu hamil tidak berbahaya. Dengan catatan, saat proses tersebut dilakukan tidak boleh merespon secara berlebihan serta bukan di trimester pertama dan ke tiga. Karena ditakutkan akan terjadi kontraksi yang dapat mengganggu keadaan janin.
- Cabut Gigi atas Mempengaruhi saraf
Banyak beredar mitos di masyarakat, bahwa mencabt gigi atas dapat berpengaruh pada saraf mata. Hal ini merupakan anggapan yang salah. Saat melakukan proses ini pemberian obat bius disuntikkan pada tempat yang jauh dari saraf. Namun, tentunya dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya.
Prosedur yang diterapkan saat mencabut gigi tentunya memilki kehat-hatian tinggi. Untuk itu Anda tidak perlu khawatir akan hal itu. Cukup mencari tenaga medis terpercaya, agar prosesnya benar-benar aman dan tidak menimbulkan efek samping berkepanjangan.
- Gigi tidak Perlu Dicabut jika Tersisa Akarnya Saja
Mitos satu ini mungkin sering Anda dengar. Pengeroposan pada gigi karena berlubang seringkali meninggalkan akarnya di dalam gusi. Banyak pandangan yang membolehkan meninggalkannya tanpa perlu menghilangkan.
Saat sudah tinggal akarnya memang rasa sakit tidak datang lagi. Namun bukan berarti tidak perlu dicabut. Karena bisa menjadi sumber infeksi, sudah jelas dapat membahayakan bagi kesehatan gigi dan mulut. Setelah proses tersebut, jika diinginkan Anda dapat melakukan pemasangan gigi palsu.
- Jika Sakit Gigi Lebih Baik Dicabut Dibanding Ditambal
Mitos satu ini berpandangan bahwa saat saki gigi menghampiri, maka lebih baik dicabut saja tidak perlu ditambal, karena bisa muncul sakit lagi. Sebenarnya proses tersebut merupakan alternatif terakhir jika pengobatan lain sudah tidak dapat menetralkan rasa yang menyiksa tersebut.
Sebenarnya gigi sebisa mungkin harus dipertahankan pada mulut. Karena proses pencabutan salah satu darinya, akan mengurangi efektivitas saat pengunyahan makanan. Meskipun telah diganti dengan tiruan, karena kadar kekuatannya tentu berbeda jauh.
- Cabut Gigi Tidak Boleh Dilakukan Saat Haid
Mitos Cabut Gigi satu ini dapat dibenarkan, namun bukan seutuhnya. Saat menstruasi perubahan hormonal yang dialami wanita akan mempengaruhi kondisi rongga mulut, membuatnya lebih sensitif. Peningkatan esterogen dan progesteron dapat mengakibatkan kondisi gusi rentan alami peradangan.
Proses pencabutan gigi sebenarnya dapat tetap dilakukan, namun tunda dulu hingga minggu terakhir siklus menstruasi berkisar antara hari ke 22 sampai 28. Karena di masa tersebut, kondisi hormon esterogen dan progesteron sedang rendah sehingga resiko yang dialami dapat diminimalisir.
- Minum Es Setelah Gigi Dicabut Bikin Gigi Cepat Sembuh
Setelah efek obat bius hilang, terkadang masih ada rasa sakit yang tertinggal. Banyak orang menyarankan untuk mengkonsumsi es untuk membuatnya cepat sembuh. Namun menurut kedokteran, benarkah perlakuan tersebut dapat efektif tanpa efek samping?
Terkait hal tersebut Anda perlu berhati-hati saat melakukan kontak langsung pada area bekas luka. Misalnya berkumur terlalu intens, menyikat gigi, memainkan lidah di lokasi gigi dicabut, dan sebagainya. Sebenarnya minum es tidak dilarang, namun kewaspadaan harus ditingkatkan.
- Gigi Susu Harus Dicabut
Saat mengalami gigi berlubang pada anak, tentu kekhawatiran akan muncul karena ditakutkan rasa sakit yang mengganggu. Untuk itu banyak orang tua ingin mencabutkannya. Namun ternyata sering kali dokter menolak dan menyarankan untuk ditambal saja.
Hal tersebut memiliki alasan, bahwa gigi susu merupakan penunjuk jalan tumbuhnya gigi permanen. Untuk itu ketika dicabut terlalu dini, maka dapat berakibat pada tatanan selanjutnya yang cenderung tidak terarah. Dengan begitu, bagi sebagian besar orang membuat tingkat percaya diri menurun.
- Mencabut Gigi Geraham bisa Sebabkan Kebutaan
Mitos satu ini sering menjadi momok menakutkan bagi banyak orang yang akan mencabut gigi bagian atas, terutama geraham. Letaknya yang berada bada bagian paling belakang dan terasa sangat dekat dengan syaraf mata.
Sebenarnya syaraf mata sendiri bebeda jalurnya dengan gigi. Ketika masih dapat dipertahankan, maka akan dilakukan berbagai perawatan, misalnya dengan menambal. Namun jika tidak bisa, maka akan dilakukan proses pencabutan dengan berbagai prosedur yang lebih aman.
- Mengkonsumsi Es Krim Dapat Mempercepat Kesembuhan Pasca Cabut Gigi
Pada dasarnya suhu dingin dapat membuat pembulu darah menyempit. Dengan kata lain darah yang keluar dari gusi dapat diminimalisir dan cepat berhenti. Inilah penyebab mengapa kompres es dianjurkan setelah melakukan operasi cabut gigi.
Tekstur es krim yang lembut tentu banyak disukai. Namun amankah dikonsumsi setelah mencabut gigi. Pertanyaan tersebut tentu menimbulkan berbagai spekulasi. Produk satu ini tidak mengapa dimakan setelah efek bius menghilang, namun jangan menggunakan sedotan.
- Gigi Gingsul Menambah Daya Tarik
Gigi gingsul sering dikaitkan dengan kecantikan dan daya tarik. Pendapat tersebut tentu relatif berbeda setiap individu. Namun bagaimana jika dengan adanya benda tersebut dapat memberi dampak tidak baik bagi kesehatan gigi dan mulut.
Jika mengikuti saran medis, maka gigi gingsul tersebut perlu untuk dicabut. Sebab dapat menyebabkan beberapa hal, misalnya ketidak nyamanan saat mengunyah atau menggigit makanan, cidera gusi, dan sebagainya. Jadi perlu dipertimbangkan antara mencabut atau mempertahankannya.
Bagaimana Menyikapi Mitos Cabut Gigi?
Berbagai mitos muncul tentunya bukan tidak memiliki sebab. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih ini, diperlukan penyesuaian terhadapnya. Karena tentu beberapa hal tidak sesuai jika dipakai dan diterapkan .
Seperti mencabut gigi, dahulu sebelum alat medis berkembang seperti saat ini, tentunya banyak hal dilakukan secara manual tanpa adanya prosedur yang memadai. Untuk itu timbullah berbagai mitos yang berkembang hingga saat ini.
Sebelum mempercayainya, lebih baik konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter ahli di bidangnya. Guna menjaga keamanan dan memberi keputusan terbaik dalam merawat atau proses pencabutan. Mitos sebenarnya tidak semuanya salah, namun harus diterapkan pada tempat dan waktu yang tepat.
Mitos Cabut Gigi banyak berkembang di masyarakat luas. Untuk itu perlu adanya kehati-hatian sebelum menerapkannya. Bijak dalam menyikapi berbagai hal dapat membantu Anda agar bertindak lebih aman dan terkendali.